Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2014
(15)
-
▼
Mei
(15)
- TIPS MERAWAT KAMERA DSLR
- SEJARAH AWAL MULA FOTOGRAFI DUNIA
- Spesifikasi Canon EOS 6D
- Spesifikasi Kamera Canon EOS 650D
- Harga Kamera DSLR CANON EOS
- Lensa Canon L Series Informasi
- Elemen – elemen Visual
- 7 hal tentang foto panggung: Memotret di Gedung Pe...
- www.grafikainformatika.sch.id
- Teknik pengambil gambar
- The rule of the thirds <!--[if !supportLists]-->...
- Proses pembuatan sinematografy atau produksi suatu...
- Media informasi radio
- Unsur-unsur gambar atau visual element
- Peralatan PRODUKSI
-
▼
Mei
(15)
!-end>!-my>
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive for Mei 2014
TIPS MERAWAT KAMERA DSLR
Bersihkan bagian luar kamera dengan kain yang lembut,gunakan blower untuk menyingkirkan debu yang menenpel di sudut sudut. Pembersihkan bagian dalam kamera dengan blower,lalu blower brush untuk kotoran yang membandel, jangan membersihkan kotoran yang membandel di bagian sensor kamera atau bagian yang sensitif.
2. MERAWAT LENSA
Jangan menyentuh bagian optik lensa dengan jari, pasang selalu filter pelindungnya atau lens hood. Pasang selalu tutup lensa jika tidak sedang digunakan untuk mengurangi resiko debu menempel. Jika membersih lensa gunakan blower terlebih dahulu lalu lens brush dan terakhir gunakan lens cloth jika ada bekas jari yang menempel.
3. MERAWAT BATRAI
Jangan mencharge batrai secara berlebihan, segera cabut jika penuh. Lepaskan batrai dari dalam kemera jika sedang tidak di pakai, usahakan agar hanya memakai batrai original.
4. MERAWAT KARTU MEMORI
Biasakan untuk menyimpan kartu memori di dalam tempatnya agar terhindar dari debu. Terpapar benda bermendan magnet dan memperpanjang umur kartu memori.
5. PENYIMPANAN KAMERA
Jika memiliki dana lebih dapat di pertimbangkan untuk memiliki drybox yang menggunakan alat pengatur kelembaban sebagai tempat penyimpanan kamera, simpan kamera di tempat kering jauhi benda benda bermagnet.
SEJARAH AWAL MULA FOTOGRAFI DUNIA
Senang foto2 tapi udah tahu sejarah fotografi dunia atau belum?
Nih ada sejarahnya, biar makin dalem pengetahuan fotografinya.
SEJARAH AWAL MULA FOTOGRAFI DUNIA
Nih ada sejarahnya, biar makin dalem pengetahuan fotografinya.
SEJARAH AWAL MULA FOTOGRAFI DUNIA
Teknologi fotografi dimulai dengan sebuah kotak penangkap bayangan gambar,
sebuah alat yang mulanya untuk meneliti konstalasi bintang yang dipatenkan oleh
Gemma Fricius pada 1554. Namun sebenarnya, cikal bakal teknologi ini adalah
seorang ahli filsafat Cina bernama Mo Ti pada abad ke-5 SM, Aristoteles pada
abad ke-3 SM, dan seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham pada abad ke-10 M.
Kemudian pada 1558 ilmuwan Italy Giambattista della Porta menyebut "camera
obscura" pada sebuah kotak kososng yang membantu pelukis menangkap
bayangan gambar.
Lalu pada 1727, Johann Heinrich Schulze menemukan bahwa cairan tertentu akan berubah warnanya jika diekspos ke sinar. Kemudian pada awal abad ke-19, Thomas Wegwood melakukan sebuah percobaan. Ia berhasil menangkap citra sebuah objek. Namun sayangnya citra tersebut tidak bertahan lama karena belum ditemukannya metode untuk membuat citra menjadi permanen.
Akhirnya pada 1824 foto pertama berhasil dibuat oleh seniman lithography Prancis Nicéphore Niépce. Niépce membuat foto dengan pelat logam yang disinari dalam camera obscura selama delapan jam. Merasa kurang puas, Niépce bekerja sama dengan pelukis asal Prancis Louis-Jacques-Mandé Daguerre untuk menyempurnakan penelitiannya yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos berarti menulis.
Namun karena Niépce wafat pada 1833, Daguerre-lah yang menyelesaikan percobaan tersebut dan menyebut temuannya ini sebagai Daguerreotype dan ia pun dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya.
Padahal beberapa bulan sebelumnya, seorang ilmuan Inggris bernama William Henry Fox Talbot sudah pula menemukan lukisan fotografi juga menggunakan camera obscura, tapi ia buat posistifnya pada sehelai kertas chlorida perak. Kemudian pada tahun yang sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari lembar kertas beremulsi yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara contact print (print yang dibuat tanpa pembesaran / pengecilan) juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi Talbotypes.
Kemudian pada Januari 1850 seorang ahli kimia Inggris bernama Robert Bingham memperkenalkan penggunaan collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer dengan sebutan wet-plate photography. Walaupun cukup rumit, proses collodion ini banyak digemari fotografer karena dianggap cukup menjanjikan. Sejak saat itulah fotografi mulai intens melayani kebutuhan pers.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Pada Juni 1888, George Eastman, seorang ilmuwan Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan merek Kodak yang terkenal dengan nama Eastman’s Kodak, yaitu berupa sebuah kamera kotak kecil dan ringan, yang telah berisi rol film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100 exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera (berisi film) dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi rol film yang baru. Berbeda dengan kamera pada masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa. Nah, kamera KODAK inilah yang kemudian mengalami berbagai penyesuaian teknologi sehingga menjadi kamera yang kita gunakan sekarang.
kumpulan info
Lalu pada 1727, Johann Heinrich Schulze menemukan bahwa cairan tertentu akan berubah warnanya jika diekspos ke sinar. Kemudian pada awal abad ke-19, Thomas Wegwood melakukan sebuah percobaan. Ia berhasil menangkap citra sebuah objek. Namun sayangnya citra tersebut tidak bertahan lama karena belum ditemukannya metode untuk membuat citra menjadi permanen.
Akhirnya pada 1824 foto pertama berhasil dibuat oleh seniman lithography Prancis Nicéphore Niépce. Niépce membuat foto dengan pelat logam yang disinari dalam camera obscura selama delapan jam. Merasa kurang puas, Niépce bekerja sama dengan pelukis asal Prancis Louis-Jacques-Mandé Daguerre untuk menyempurnakan penelitiannya yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos berarti menulis.
Namun karena Niépce wafat pada 1833, Daguerre-lah yang menyelesaikan percobaan tersebut dan menyebut temuannya ini sebagai Daguerreotype dan ia pun dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya.
Padahal beberapa bulan sebelumnya, seorang ilmuan Inggris bernama William Henry Fox Talbot sudah pula menemukan lukisan fotografi juga menggunakan camera obscura, tapi ia buat posistifnya pada sehelai kertas chlorida perak. Kemudian pada tahun yang sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari lembar kertas beremulsi yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara contact print (print yang dibuat tanpa pembesaran / pengecilan) juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi Talbotypes.
Kemudian pada Januari 1850 seorang ahli kimia Inggris bernama Robert Bingham memperkenalkan penggunaan collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer dengan sebutan wet-plate photography. Walaupun cukup rumit, proses collodion ini banyak digemari fotografer karena dianggap cukup menjanjikan. Sejak saat itulah fotografi mulai intens melayani kebutuhan pers.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Pada Juni 1888, George Eastman, seorang ilmuwan Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan merek Kodak yang terkenal dengan nama Eastman’s Kodak, yaitu berupa sebuah kamera kotak kecil dan ringan, yang telah berisi rol film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100 exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera (berisi film) dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi rol film yang baru. Berbeda dengan kamera pada masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa. Nah, kamera KODAK inilah yang kemudian mengalami berbagai penyesuaian teknologi sehingga menjadi kamera yang kita gunakan sekarang.
kumpulan info
Spesifikasi Canon EOS 6D
Spesifikasi Kamera Canon EOS 6D merupakan salah satu kamera yang di tunggu-tunggu oleh para penggemar fotograper pemula maupun senior, kamera ini dilengkapi dengan mini joystick multi controler untuk memilih titik AF, bukan pada navigasi yang biasanya terletak di belakang kamera.
Canon EOS 6D dilengkapi sensor CMOS fullframe 20,2 MP dengan aspek rasio 3:2, 11 point AF system , prosesor DIGIC 5 + , selain itu kamera ini juga dibekali dengan fitur penghapus debu pada sensornya. ISOnya mempunyai rentang 100-25600 dan masih bisa di up sampai 102400. Kecepatan mengambil gambarnya tergolong cepat 4,5 frame per detik.
Salah satu yang menjadi fitur unggulan utama dipasaran yaitu WIFI dan GPS yang berguna untuk mengirimkan foto dari kamera ke perangkat lain tanpa harus menggunakan kabel data. Selain itu juga bisa mengirimkan foto ke jejaring sosila seperti facebook dan twitter.
kamerablogspot
Spesifikasi Kamera Canon EOS 650D
Spesifikasi Kamera Canon EOS 650D
* Ukuran (L x W x H cm) 13.31 x 9.98 x 7.8 cm
* Berat (kg) 2
* Warna Hitam
* Tipe Canon EOS 650D
* Ukuran Layar (in) 3.0
* Zoom Optik 7.0
* Megapiksel 18.0
* Fitur HD Recording|Image Stabilization|Wide Angle
* Garansi produk 1 Tahun Garansi (Spare-part dan Servis)
* Input USB
* Output Component Video|Composite Video|3.5mm
jack|USB|HDMI
* Resolusi Layar 1040k dots
* Tipe Baterai Li-Ion
* Format Foto JPEG, RAW
* Ukuran File Foto 5184 x 345
* Format Video MOV
* Video HD Ya
* Resolusi Video 1920x1080
* Focal Length 29 - 216mm
* Image Stabilization Ya
* Range Aperture Lensa f/3.5-5.6
* ISO Range 100-12800
* Range Shutter Speed 1/4000- 1/60 detik
* Built in Flash Ya
* Tipe Memory Card SD/SDHC/SDXC
* HDMI Port Ya
* Tipe Layar TFT Layar
Harga Kamera DSLR CANON EOS
Lensa Canon L Series Informasi
Lensa Canon L Series Informasi
Lensa Canon L Series
Informasi
Digambarkan di atas
dari kiri ke kanan adalah tiga lensa dari Canon L Series - yang Canon
24-70mm f/2.8 L USM , yang Canon 70-200mm f / 4 L
USM dan Canon EF 70-200mm f/2.8 L IS USM .
Apa Canon
"L" Lens Series?
Pertanyaan bagus - dan
banyak jawaban yang ada, tetapi baris profesional Canon (meskipun digunakan
secara luas oleh non-profesional) EOS EF 35mm autofokus SLR dan DSLR masih
lensa kamera. Beberapa L mengatakan singkatan dari "Low
Dispersion" - dicapai oleh unsur-unsur lensa UD yang ditemukan dalam lensa
ini. Tapi, jawaban yang benar mungkin adalah satu di Buku Kerja III
Lensa Canon - "L" adalah untuk "Mewah".
Watch sela-sela di
acara olahraga berikutnya profesional Anda menghadiri atau menonton di
TV. Carilah garis L-lensa mengidentifikasi merah di sekitar ujung lensa
kamera fotografer '.Inilah orang-orang yang mencari nafkah dengan peralatan
mereka - dan mereka sering mempercayai Lensa Canon Seri L untuk penghasilan
mereka.
Tentang lensa L
mereka, Canon mengatakan "lensa ini menggunakan teknologi optik khusus
[seperti] Ultra-low Dispersi UD, kaca Dispersi super rendah, elemen Fluorite,
dan elemen Aspherical untuk benar-benar mendorong amplop optik."
Oke jadi apa artinya -
praktis berbicara?
Apa yang dapat anda
dapatkan ketika anda menggunakan lensa Canon L (jika Anda lakukan bagian Anda)
adalah gambar yang sangat menakjubkan. Bahkan, heran ini dikatakan
menyebabkan penyakit tahu sebagai "L-Penyakit". Setelah
tertangkap, itu tidak dapat disembuhkan. Anda akan harus membeli lensa L
Canon di semua focal length yang Anda gunakan. DAN Anda akan bahagia (dan
saya harap Anda tahu bahwa saya tidak sedang benar-benar serius).
Gambar di atas
menunjukkan Canon EF 70-200mm f/2.8 L IS USM (kiri) dibandingkan
denganCanon EF 100-400mm f/4.5-5.6 L IS USM diperpanjang dan ditarik
kembali bersama dengan mereka kerudung lensa . Kedua lensa
memiliki Pelat Wimberley Lens P20 terpasang pada tripod cincin
mereka. Canon L lensa umumnya datang dengan hood lensa disertakan.
Canon L lensa adalah
potongan kualitas atas seluruh baris. Mereka biasanya memiliki lubang
lebar (tetap sepanjang rentang zoom lensa L yang paling zoom). Canon L
berbagi lensa membangun kualitas kasar. Membangun kualitas dikombinasikan
dengan lubang lebar minimal biasanya menghasilkan lensa Canon L yang
berat.
Kualitas gambar dari
lensa L Canon umumnya sebagai baik karena mendapat. Kontras, ketajaman,
warna, bokeh (background / foreground kualitas blur), suar, CA (Aberasi
kromatis) ... Semua sangat baik. Bingkai Kendali pemilik kamera
tubuh terutama akan menemukan lensa seri L menjadi (rata-rata) secara
signifikan lebih tajam menuju tepi frame dibandingkan dengan lensa yang lebih
rendah.
Secara umum, Canon L
series lensa fokus cepat. Para lubang maksimum lebar (jumlah terkecil) dan
cepat, tenang USM motor (Ultrasonic Motor) meningkatkan kecepatan
fokus. Para 85mm f/1.2 L USM Canon Lens dan f/3.5 Canon EF
180mm L USM Macro Lens dua pengecualian untuk aturan ini.
Banyak L series Canon
lensa berwarna putih. Menurut Canon, ini mengurangi keuntungan panas
ketika lensa yang digunakan dalam terang, sinar matahari langsung. Putih
mencerminkan lebih banyak cahaya daripada hitam - dengan demikian, mendapatkan
sedikit panas. Lensa putih terlihat bagus (pendapat saya tentu saja),
tetapi menarik perhatian. Lagi - watch untuk mereka waktu berikutnya Anda
menonton acara olahraga di TV atau secara pribadi.
Waktu fokus manual
penuh (FTM) adalah fitur lain yang biasanya hadir dalam lensa L Canon.Anda
dapat membiarkan kamera autofocus, kemudian secara manual menyesuaikan fokus
diri sebelum ditembak - tanpa mengangkat jari Anda dari rana.
Banyak lensa Canon L
series berbagi ukuran filter 77mm. Karena itu, berbagi filter
seperti B + W polarizer Edaran adalah mungkin dengan banyak lensa
dalam lineup ini. Lebih banyak ruang dalam tas dan uang hasil
tabungan.
Canon L lensa biasanya
memiliki elemen non-rotating depan. Hal ini penting ketika menggunakan
filter tertentu.
Bila digabungkan
dengan bodi kamera yang tepat (umumnya 1-Series Canon tubuh), lensa banyak di
Canon L Series memberikan perlawanan air.
Dua lensa Canon L
terbesar Lensa Seri ditampilkan di atas - The Canon EF 500mm f / 4 L IS
USM Lens (di kiri) dan Canon EF 600mm f / 4 L IS USM .
Banyak dari lensa L
seri dengan panjang fokus maksimum 135mm atau lebih tinggi yang kompatibel
dengan Canon EF Extender 1,4 x II dan Canon Extender EF 2.0x
II . Para Extenders membuat cara yang relatif murah untuk
memperpanjang panjang fokus lensa.
Atribut disayangkan
bahwa sebagian besar berbagi lensa adalah tag harga tinggi. Untuk yang
baik (untuk penjual) atau buruk (untuk pembeli), nilai jual kembali tinggi juga
umumnya.
Bukankah mereka
indah?! Digambarkan di atas dari kiri ke kanan adalah f/2.8 Canon EF
300mm IS L USM , Canon EF 400mm f/2.8 L IS USM dan Canon EF
500mm f / 4 L IS USM. Ditumpuk di sisi kanan dari atas ke bawah adalah lensa
kerudung dari 300, 500 dan 400.Semua lensa digambarkan dengan
opsional Pelat Wimberley Lens .
Para Ulasan
Lensa Canon pergi ke detail lebih banyak tentang lensa L Canon
tertentu. Saya harap Anda menemukan informasi yang membantu!
Elemen – elemen Visual
Elemen – elemen Visual
Setiap
fotografer, atau paling tidak seseorang yang menggenggam kamera dan membidiknya
pada suatu subjek atau pandangan tertentu, pasti mengharapkan bahwa dari
bidikan – bidikan kameranya dia akan mendapatkan foto yang menarik, foto yang
enak dipandang, atau foto “berbicara” tetapi harapan ini lebih sering tinggal
harapan, karena hasil bidikan yang diperoleh lebih banyak mengecewakan.
Merancang Sebuah Gambar foto
para fotografer yang berpengalaman, umumnya sudah mengerti bahwa kita sangat jarang berhadapan dengan kondisi cantik yang sempurna untuk direkam menjadi gambar foto. Kita lebih sering berhadapan dengan kondisi umum sehari – hari yang sangat biasa, karena itu kita harus berusaha keras, agar bidikan kita bisa
membuat subjek terlihat menawan. Jadi kuncinya adalah bagaimana “membuat subjek tampilan menjadi menarik” dalam gambar foto, itu yang harus diusahakan fotografer terhadap subjeknya. Selain mebuat subjek tampila menarik, kita juga harus menempatkan dalam gambar secara cepat cermat, agar tampilan dalam susunan (komposisi) yang enak dipandang. Ini merupakan 2hal yang berbeda tetapi keduanya harus dipadukan menjadi suatu kesatuan dalam suatu foto. Artinya, suatu foto yang menawan harus dibuat. Karena itu masih dibutuhkan metode kerja tertentu untuk mengabungkan dua hal, bagaimana membuat subjek tampil menarik dan mendapatkan susunan gambar yang menawan menjadi suatu hasil kerja yang utuh, metode ini dikenal sebagai perancang (desain). Kita harus merancang (didesain) penampilan fotonya untuk memperoleh foto yang menawan (subjek menarik, dengan komposisi yang baik). Sebuah foto yang baik, harus dirancang (didesain) dengan teliti, mulai dari pemilihan subjek, penempatannya dalam bidang (format) gambar, keadaan latar belakangnya, perspektifnya, cahaya dan sebagainya setiap aspek ini memiliki kekuatan untuk mendukung penampilan gambar secara keseluruhan, tetapi bisa juga mengganggu keindahan fotonya, karena it setiap aspek harus diperhatikan secara teliti, baik terpisah, maupun didalam bentuk gabungan keseluruhan. Jika kita merancang suatu gabar foto dengan seluruh pertimbangan tadi sekaligus, maka kita akan berhadapan dengan masalah fotografi yang kompleks dengan kerumitan dan kesulitan yang tak habis – habisnya serta banyak kegagalan, da ini akan membawa kita pada kekecewaan dan perasaan frustasi.
Elemen – elemen visual
Merancang dan menyatukan aspek fotografi akan terasa rumit
dan kompleks, maka sebaiknya kita meninjau dan belajar menggunakan elemen –
elemen visual yang sederhana dan dapat lebih mudah digunakan untuk dasar
perancang (desain) sebuah foto. Pada kesempatan ini sya menganjurkan untuk
mempelajari elemen – elemen dasar visual yang sederhana dulu, sehingga pada
saat pemotretan di lapangan kita bisa bekerjanlebih mudah untuk mendapatkan
bentuk gambar sederhana yang memuaskan, sebelum meningkatkan ke bentuk
rancangan yang lebih rumit. Elemen – elemen gambar terdiri dari, garis,
tekstur, warna, bentuk dan ruang. Unsur – unsur dasar ini merupakan elemen yang
telah digunakan oleh para pelukis atau mereka yang menekuni bidang seni rupa
untuk menciptakan karya – karya mereka. Kelima unsur ini sudah dikenal sejak
dulu, hanya gaya penggunaan yang berubah menurut waktu sesuai dengan peralatan
yang tersedia, dan faktor ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan gaya
fotografi anda.
-
Garis
Garis mungkin merupakan unsur visual
(desain) yang paling tua. Garis memiliki bentuk dan arah, sehingga setiap garis
memiliki karakter tersendiri. Garis memiliki arah, bisa naik, tegak, datar atau
menyilang, bisa tebal atau tipis, memiliki dimensi atau tanpa dimensi, bebas
atau diatur, bersambung atau putus, lurus melengkung atau melingkar.
-
Garis lurus memberikan kesan kaku, tegang,
ketelitian, sikapnpositif, teratur dan mapan.
-
Garis yang melengkung terasa bebas, mengalir dan
luwes, bergerak pelan dan agak pasif, lemah lembut, feminim dan halus.
-
Garis yang sangat melengkung merubah arah secara
tajam, bersifat aktif dan penuh kekuatan. Busur memiliki perubahan arah yang
sama sehingga terasa statis dan mudah mengakibatkan kebosanan, lengkungan
spiral terasa lebih dinamis.
-
Garis zig – zag dengan perubahan arah yang kasar
menggambarkan kegelisahan, serentakan, tidak teratur dan memberikan kesan
pertentangan (konflik).
-
Garis menyilang mengungkapkan pergeseran dinamis
dan menimbulkan perasaan dinamis dan menimbulkan perasaan bergerak.
-
Garis mendatar memberikan kesan tenang
-
Garis tegak memberikan kesan seimbang, membubung
tinggi, melambangkan tegak lurus, kejujuran, martabat dan keagungan. Garis juga
memiliki suasana, bisa menjadi kuat, dominan, penuh keagungan atau lemah,
mungkin juga tampak kecil sekali sehingga hampir tidak terlihat. Garis bisa
serasi atau bertentangan dengan yang lainnya. Foto yang hanya menggambarkan
garis merupakan yang paling mudah dibuat dari kelima unsur desain ini.
-
Tekstur
Tekstur baik secara visual maupun secara nalar dapat
diungkapkan melalui indera penglihatan maupun indera peraba. Permukaan yang
bsah, mengkilap, atau permukaan yang licin/halus akan memantulkan cahaya lebih
banyak dari pada permukaan kering, buram, atau permukaan yang kasar.
-
Permukaan yang kasar menyerap cahaya tidak
teratur dan dalam tingkat yang lebih besar dari pada permukaan yang halus, jadi
penampilan warna dan tekstur saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Sabagai contoh, warna yang sama akan tampil beda bila basah, kering, kasar atau
halus. Tekstur bisa menjadi lembut, begerigi atau keras, bisa mengandungkan
banyak detail yang sangat halus atau sangat kasar, mereka dapat menjadi kasar
atau halus. Untuk menampilkan tekstur dari setiap benda, maka kita harus
memperhatikan dengan seksama arah jatuhnya sinar terhadap benda tersebut.
Penerangan atau cahaya harus datang dari samping atau dari belakang subjek.
Penyinaran dari depan memberikan kesan datar dan ini berlawanan dengan apa yang
ingin kita tampilkan dakam foto. Selain itu, pada saaat membidik tekstur,
sangat penting untuk memperhatikan adanya suatu kontras. Pandangan mata dapat
beristirahat, dan ini berarti suatu hal kecil tetapi dapat memberikan dampak
yang besar. Bagaian kecil kontras tersebut menjadi dominan terhadap tekstur
utamanya. Tekstur yang terlalu banyak, tanpa nada tandingan akan menghasilkan
pandangan yang membosankan. Tekstur, bila tidak menjadi objek utama, harus
tetap menarik untuk pandang. Contoh tekstur yang menarik lainnya, juga berasal
dari alam, pepohonan, kayu, sinar belakang pada salju dan pasir, cadas dan
bunga, semuanya menyediakan obyek tekstur yang melimpahkan untuk dipotret.
-
Warna
Warna mengandung nilai, nada dan corak. Nilai warna
berhubungan dengan kekuatan sinar dan biasanya diukur dengan alat pengukur
cahaya. Nada berkaitan dengan kekuatan corak warna yang khusus, dan corak warna
ini mengarah pada sebuah warna (tersendiri dan khas). Untuk memahami masalah
dalam fotografi warna, sebaiknya kita menyimak kembali tentang bagaimana kita
melihat dan bagaimana kita merasakan warna dan bagaimana emosi serta pengaruh
latar belakang terhadap warna yang dilihat. Warna mempengaruhi emosi, jadi
mempengaruhi juga apa yang akan dipotret. Beberapa warna memiliki daya tarik
sedangkan yang lain tidak menyenangkan. Warna dapat menipu pandang karena warna bisa menjadi menyolok atau pasif, tampilan ke depan
atau belakang. Keserasian warna membawa perasaan damai, ketenteraman dan
ketenangan, sedangkan ketidakserasian warna – warna membawa dampak yang
sebaliknya. Warna mengungkapkan musim atau dimensi, misalnya dengan menempatkan
warna merah pada latar depan dan warna biru atau hijau pada latar belakang.
Warna bisa menjadi menjadi pekat atau transparan (tembus pandang), dan hal ini
berubah mengikuti keadaan lingkungannya. Secara keseluruhan, warna mungkin
menjadi elemen desain yang sering salah dipergunakan, sebab ini dianggap
menjadi hal yang paling mudah. Anggapan ini bahwa, karena warna terdapat di
sekeliling kita, maka pasti mudah untuk membuat sebuah foto, tetapi sebenarnya
anggapan ini keliru masukan terlalu banyak warna ke dalam foto akan menyebabkan
kemeriahan yang tak terkendali makna atau eksperesi subjek. Kadang – kadang
gambar yang hampir senada, tanpa hadirnya warna yang menyentak lebih sesuai
dengan suasana penampilan objeknya. Belajarlah mengenal kombinasi warna yang
efektif dari berbagai sumber, misalnya buku – buku yang menjelaskan tentang
warna, atau mengamati dan menilai foto – foto dalam majalah, iklan, pemandangan
yang menarik atau pada tv.
-
Bentuk
Bentuk sudah menjadi dasar desain yang
paling sulit untuk dimengerti dan digambarkan, sampai saya berfikir bagaimana
suatu objek akan ditampilkan sebagai suatu wujud, baik besar atau kecil,
sebagai bangun (shape) (dua dimensi) atau sebagai bentuk (form) (tiga dimensi).
Arah jatuhnya sinar terhadap objek akan sangat mempengaruhi bagaimana bentuk
yang akan tampil pada pandangan kita. Sinar depan merusak kesan (dimensi)
bentuk dan membuatnya tampak datar, sedangkan cahaya samping atau penerangan
belakang akan memperkuat penampilan (dimensi) bentuk tersebut.
-
Ruang
Ruang didefinisikan sebagai daerah di
sekeliling objek. Ruang di depan dan di belakang objek menciptakan kesan tiga
dimensi terhadap komposisi (penataan gambar). Perspektif membantu untuk
menciptakan kesan ruang. Penggunaan lensa sudut lebar untuk memperluas ruang
atau lensa tele untuk memampatkan ruang, dapat dipergunakan untuk merubah
suasana dalam foto dan pemilihan perspektif
-
kesimpulan
sekarang kita sedang diperkenalkan kembali
tentang lima elemen yang sesungguhnya dipergunakan oleh semua seniman. Elemen –
elemen visual ini merupakan pengetahuan dasar tentang pandangan, dan dasar
untuk membentuk gambar secara baik. Untuk menguasainya dengan baik, perlu
dilatih ketajaman pengamatan, dan tenaga, tetapi percayalah, bahwa usaha keras
ini pasti ada hasilnya. Hal ini dapat menyempurnakan dan memperluas pandangan,
bakat, kesenangan dan juga keterampilan fotografi anda.
sumber : MAKARIOS SOEKOJO
7 hal tentang foto panggung: Memotret di Gedung Pertunjukan
7 hal tentang foto
panggung:
Memotret di Gedung Pertunjukan
Membuat foto panggung
merupakan kainginan banyank fotografer, terutama bagi para pemula. Mengasyikkan
bila berhasil memotret sebuah pertunjukkan entah music, tari, atau konser
apalagi disana ada artis favorit atau kelompok yang kita sukai.
Kebutuhan membuat foto panggung bias berasal dari keinginan
membuat dokumentasi sebuah karya foto yang lebih dari itu. Biasanya banyak juga
fotografer yang ingin menunjukan eksperesi si artis saat pertunjukan. Aktifitas
pertunjuka di panggung selalu menarik dijadikan objek hunting foto. Memotret
pertunjukan dipanggung akan menjadi mudah bila kita mengetahui beberapa hal
penting.
Ada 7 hal yang bisa membantu anda menghasilkan karya foto
panggung tanpa harus takut dikeluarkan dari ruang pertunjukan.
1. Apakah Anda Boleh Memotret.?
Beberapa tempat pertunjukan melarang
fotografer untuk memotret. Jenis pertunjukan tertentu juga tidak mengijinkan
anda memotret. Mintalah ijin terlebih dahulu bila anda ingin memotret. Bila
anda bukan seorang wartawan, yakinkan panitia atau pengelola tempat pertunjukan
bahwa anda tidak akan merusak suasana acara. Pihak pengelola gedung biasanya
akan memperbolehkan anda memotret dengan beberapa persyaratan, misalnya tempat
yang sudah disediakan (artinya anda tidak boleh lalu – lalang), tidak boleh
menggunakan lampu kilat/flash, dan tidak boleh membuat gaduh. Tentu saja jangan
lupa untuk membayar tiket masuk
2. Kenali Pertunjukan Yang Akan berlangsung.
Kenali pertunjukan yang akan berlangsung
dengan mendatangi lokasi pergelaran. Bila punya waktu, datanglah ke
“gladiresik” satu hari sebelum pertunjukan berlangsung, biasanya pada waktu ini
anda akan
lebih bebas mengolah sudut pandang dengan berpindah – pindah tempat menentukan mana lokasi dan posisi yang terbaik. Anda juga sudah bisa mempersiapkan lensa apa yang akan dibawa, hal ini tentu memudahkan anda memotret pada saat pertunjukan. Selain itu , pada saat “Gladiresik”, paling tidak anda tahu bagaimana si actor atau aktris akan berakting dan menampilkan karya seninya. Hal ini akan menguntungkan anda memperkirakan komposisi foto.
lebih bebas mengolah sudut pandang dengan berpindah – pindah tempat menentukan mana lokasi dan posisi yang terbaik. Anda juga sudah bisa mempersiapkan lensa apa yang akan dibawa, hal ini tentu memudahkan anda memotret pada saat pertunjukan. Selain itu , pada saat “Gladiresik”, paling tidak anda tahu bagaimana si actor atau aktris akan berakting dan menampilkan karya seninya. Hal ini akan menguntungkan anda memperkirakan komposisi foto.
3. Datang sebelum pertunjukan dimulai.
Satu hal yang sering dilupakan adalah
datang sebelum pertunjukan berlangsung, paling tidak 30 menit sebelumnya
mengapa.? Karena bila datang terlambat maka tempat anda mungkin akan terisi
oleh orang. Percayalah bahwa mencari tempat di kegelapan akan menambah
kesulitan anda. Selain itu anda juga tidak bebas menyiapkan segala
perlengkapan.
4. Anda tidak sendirian
Harus
disadari bahwa, anda tidak sendirian di dalam ruang pertunjukan mereka
(para penonton lain) telah membayar untuk menikmati pertunjuka yang sedang
berlangsung, jadi pasti mereka tidak akan senang bila yang mereka lihat adalah
kepala anda.
5. Posisi menentukan prestasi
Pernyataan ini penting diperhatikan, karena
jika sudah berada didalam gedug pertunjukan anda tidak akan bebas lagi
berkeliaran, atau mondar – mandir mencari posisi yang tepat untuk memotret.
Anda tentu tidak mau kehilangan aksi yang sedang berlangsung sementara sibuk
mencari posisi bukan.?
6. Jangan membuat gaduh.
Suara kamera anda, SLR auto focus ataupun manual akan menimbulkan bunyi yang bisa
mengganggu pertunjukan, apalagi kalau anda menggunakan motor drive. Keheningan di dalam gedung pertunjukan akan membuat
suara tombol pelepas rana/ shutter
release button menjadi sangat menonjol. Agar anda tidak dituduh membuat
gaduh, gunakan kain penutup dan bungkus kamera untuk mengurangi bunyi, jika
film anda habis, jangan gunakan fasilitas
autorewind karena akan menimbulkan bunyi yang cukup menggangu. Gunakan
pemutar film manual.
7. Mulai dari tempat pertunjukan yang anda
kenal
Sebagai pemula, sebaiknya kita berlatih
memotret pertunjukan kesenian di lokasi yang sudah anda kenal. Paling tidak hal
ini memudahkan anda untuk memotret. Kunjungi pertunjukan kesenian seperti misalnya
di anjungan daerah di taman mini Indonesia indah. Banyak pertunjukan kesenian
yang bisa diabadikan disana, selain itu berlatilah memotret pertunjukan di
sekolah, kampus atau acara 17 agustusan di lingkungan tempat tinggal kita.
Pusat – pusat kebudayaan yang dimiliki oleh kedutaan besar sering juga
mengadakan pertunjukan seni, misalnya Erasmus huis, japan foundation, CCF, atau
Goethe. Manfaatkan waktu senggang untuk mengunjungi tempat – tempat tersebut.
Graha bhakti budaya di taman ismail marzuki (TIM) atau gedung kesenian Jakarta
(GKJ) adalah juga merupakan lokasi yang baik untuk berlatih.
Teknik pengambil gambar
1.
Eyes angle
2.
High angle
3.
Long angle
1. Eyes angle normal atau normal angle adalah pengambilan gamabar yang menempatkan lensa atau kamera setinggi atau sejajar dengan mata, yang akan memberikan kesan psikologis terhadap makna gamabar seakan-akan secara dan sejajar
2.
High angle adalah pengambilan gambar yang
menempatkan lensa atau kamera diatas mata atau lebih tinggi diatas objek atau
orang, yang akan memberikan kesan psikologis terhadap makna gambar seakan –
akan gambar menjadi rendah
3.
Long angle adalah pengambilan gambar yang
menempatkan lensa atau kamera lebih rendah dari pada objek atau orang yang akan
memberikan kesan psikologis pada objek terlihat lebih tinggi atau besar
Special kamera angle
1.
Areal shot
Pengambilan gambar yang menempatkan kamera
atau lensa dari yang biasa digunakan penempatan kameranya dipesawat helicopter,
teknik type of shot size adalah extreme long shot
2.
Giround shot atau frog shot
Adalah pengambilan gamabar yang menempatkan
kamera atau lensa dibawah objek atau orang yang biasa penempatan kameranya
menyentuh sampai tanah. Teknik type of shot sizenya adalah full shot
Gerakan – gerakan (movement) dalam produksi
acara tv dan film
Yaitu untuk menghasilkan gamabar yang
dinamis dan untuk menarik perhatian guna melihat suatu adegan atau gambar, maka
dari itu ada beberapa cara atau metode yaitu salah satu cara yaitu dengan
melakukan gerakan – gerakan baik pada kamera maupun pada objek.
1.
Objeck movement (pergerakan objek)
Terdapat 3 gerakan objek atau pemain yang dapat dijumpai dealam produksi
film drama, sinetron, talkshow dll, yaitu:
A). LETERAI MOVEMENT
Adalah pergerakan objek yang
pengambilan gambarnya melewati kamera secara
horizontal
B). DEEP MOVEMENT
Adalah pergerakan objek yang
pembingkaian gamabarnya mendekat kamera secara
vertical
C). DIAGONAL MOVEMENT
Adalah pergerakan objek yag
pengambilan gambarnya mendekati kamera kemudian
melewati kamera dari arah
samping kamera
-
Element visual (element of desain formal
elements atau elements of art) adalah bahasa yang ada untuk dikomposisikan oleh
fotografer untuk menghasilkan foto yang baik
Element visual:
-
garis
-
Bentuk
-
Warn
-
Tesktur
-
Arah
-
Ukuran atau dimensi
-
Perspektif
-
ruang
kamera movement atau pergerakan kamera
pada halnya, dilakukan gerakan – gerakan pada kamera untuk
mendapatkan gambar yang dinamis ketika pengambilan gamabar berlangsung serta
untuk menjaga agar objek selalu dalam frame saat berjalan atau bergerak.
Bahasa pergerakan
kamera terbagi menjadi 2 kategori :
1.
kamera diam atau still
2.
kamera bergerak atau move
1.
kamera diam adalah lensa dan kamera head yang
bergerak sedangkan kamera mounting atau supporting diam tidak bergerak, seperti
:
1.
zoom, yaitu pergerakan elemen – elemen lensa,
yang sehingga mempengaruhi adanya perubahan sudut pandang (iew of angle) dan
ukuran gambar (shot size).
Terdapat 2 kategori dalam zoom :
a.
zoom in
b.
zoom out
a). zoom in yaitu
pergerakan elemen – elemen lensa yang dipengaruhi perubahan sudut
pandang objek ditarik kamera sehingga menjadi besar
b). zoom out yaitu pergerakan elemen – elemen lensa yang
dipengaruhi perubahan sudut pandang objek diulur kamera sehingga menjadi kecil
2. kamera bergerak terdapat 4 golongan dalam pergerakan
kamera :
1. TRACK, track yaitu pergerakan kamera menuju objek atau
orang yang sehingga mempengaruhi adanya perubahan sudut pandang (view of angle)
dan ukuran shot size
Terbagi menjadi 2 kategori TRACK yaitu :
a.
TRACK IN
b.
TRACK OUT
A.
TRACK IN, yaitu suatu pergerakan kamera (kamera
movement) yang mendekati objek, sehingga adanya perubahan sudut pandang dan
ukuran objek menjadi lebih besar
B.
TRACK OUT, yaitu suatu pergerakan kamera (kamera
movement) yang menjauhi objek, sehingga adanya perubahan sudut pandang dan
ukuran objek menjadi lebih kecil
2.
TILT
Tujuan :
1.
Mengikuti gerakan objek
2.
Menghubungkan suatu unsur gambar dengan unsur
gambar yang lain
3.
Menunjukan ketinggian suatu objek dan kerendahan
pada objek
4.
Memperbaiki pengaturan komposisi gambar
Ada 2 jenis TILT yaitu:
1.
TILT UP
2.
TILT DOWN
-
TILT UP, yaitu pergerakan kamera dibawah objek
diangkat bergerak ke atas objek sehinga ada pengaruh perubahan pada sudut
pandang dan ukuran gambar
-
TILT DOWN, yaitu pergerakan kamera dari atas
objek yang turun kebawah objek, sehingga adanya pengaruh perubahan pada sudut
pandang dan ukuran gambar
3.
CRAB
Crab yaitu pergerakan kamera kearah bidang horizontal
Tujuannya :
1.
Mengikuti gerakan pada objek
2.
Menghubungkan suatu unsur gerak dengan unsur
gambar yang masih terkait
3.
Menunjukan suatu unsur gambar yang ada di objek
utama
Terdiri dari 2 kategori yaitu :
-
CRAB LEFT, yaitu pergerakan kamera bergerak
kearah samping kiri dan objek ke samping kanan
-
CRAB RIGHT, yaitu pergerakan kamera bergerak kea
rah samping kanan pada kamera dan objek bergerak ke kiri
4.
SWING
Swing yaitu pergerakan kamera melewati melingkari objek atau pemain ke arah
bidang horizontal dari kiri ke kanan atau sebaliknya yang pada umumnya bergerak
dari sudut 0 ‘– 90’ atau sebaliknya
Tujuan :
1.
Membuat sudut pandang pada gambar persepektif
2.
Mendramatisir suatu adegan sesuai alur cerita
3.
Ingin menunjukan unsur – unsur gambar dan latar
belakang disekitarnya
Terdiri dari 2
kategori :
-
SWING RIGHT, yaitu pergerakan kamera melewati
melingkari objek atau pemain ke arah bidang horizontal dari kanan ke kiri
-
SWING LEFT, yaitu pergerakan kamera melewati
melingkari objek atau pemain ke arah bidang horizontal dari kiri ke kanan
sumber: HASAN BASHARI
www.grafikainformatika.sch.id
sumber: HASAN BASHARI
www.grafikainformatika.sch.id